Resume Suku Batak
A. Mitologi batak dan jenjang kehidupan
manusia zaman Keberhalaan
Mitologi batak adalah kepercayaan
tradisional akan dewa-dewi yang dianut oleh orang Batak. agama Batak
tradisional sudah hampir menghilang pada saat ini, begitu juga dengan mitologi
Batak kepercayaan Batak tradisional terbentuk sebelum datangnya agama Islam dan
Kristen oleh dua unsur yaitu megalitik kuno dan unsur Hindu yang membentuk
kebudayaan Batak. Pengaruh dari India dapat terlihat dari elemen kepercayaan
seperti asal-usul dunia, mitos penciptaan, keberadaan jiwa tetap ada meskipun
orang telah meninggal dan sebagainya.Orang Batak adalah salah satu suku di
Indonesia yang tinggal di provinsi Sumatera Utara. Orang Batak tinggal di
dataran tinggi Bukit Barisan sekitar danau Toba. Pada tahun 1991 jumlah orang
Batak diperkirakan mencapai tiga juta orang. Pada saat itu penduduk Indonesia
adalah 180.000.000 orang. Dengan demikian, Batak merupakan suku terbesar
keempat setelah orang Jawa, Sunda dan Bali.
Suku Batak merupakan salah satu suku
besar di Indonesia. Suku Batak merupakan bagian dari enam sub suku yakni Batak
Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola, dan Batak
Mandailing. Keenam suku ini menempati daerah induk masing-masing di daratan
provinsi Sumatra utara. Batak adalah sebuah suku yang kaya akan mitoss baik
tentang debata, dewa-dewa maupun tentang penciptaan bumi. Semua mitos itu sejak dahulu diceritakan dari mulut ke mulut.
Mitos itu dikemas dalam sebuah turi-turian ataauu cerita dongeng.
.
B. Asal usul dan perkembangan kepercayaan parmalim
Kepercayaan Batak Sebelum agama Islam
dan Kristen dan datang telah mempercayai adanya Tuhan Yang Maha Esa yang
dinamakan Tuhan Debata Mulajadi Nabolon. Kepercayaan yang demikian diperkirakan
telah berlangsung lama yakni sejak dari Siraja Batak. Tetapi, meskipun
kepeercayaan ketuhanan telah tumbuh begitu lama dalam masyarakat Batak namun
kepercayaan belumlah dinamakan sebagai sebuah agama seperti nama agama Malim
yang ada sekarang ini. Walaupun pada masa itu masyarakat Batak dapat dikatakan
tidak beragama (pagan), namun seluruh kehidupan pribadi dan sosial orang Batak
telah diresapi oleh konsep keagamaan.
Kepercayaan asli orang
batak juga disebut ugamo malim Istilah Parmalim merujuk kepada penganut agama
Malim. Agama Malim atau Ugamo Malim adalah bentuk modern agama asli
suku Batak. Agama asli Batak tidak memiliki nama sendiri, tetapi pada
penghujung abad kesembilan belas muncul sebuah gerakan anti kolonial. Pemimpin
guru mereka adalah Guru Somalaing Pardede. namun terdapat pengaruh agama
Kristen, terutama Katolik dan juga pengaruh agama Islam. Dewa tertinggi dalam
kepercayaan Malim adalah “Debata Mulajadi Na Bolon” sebagai pencipta manusia,
langit, bumi dan segala isi alam semesta yang di sembah oleh “Umat Ugamo
Malim”. Agama Malim terutama dianut oleh suku Batak Toba di provinsi Sumatera
Utara. Sejak dahulu kala terdapat beberapa kelompok Parmalim namun kelompok
terbesar adalah kelompok Malim yang berpusat di Huta Tinggi, kecamatan Lagu
Boti, kabupaten Toba Samosir.Awalnya Parmalim adalah gerakan
spiritual untuk mempertahankan adat
.
Kepercayaan Parmalim
Agama Malim
diturunkan kepada suku bangsa Batak yang dipercayai bersumber dari Debata
Mulajadi Nabolon. Agama ini diajarakan kepada manusia melaui perantara yakni para malim Debata
(utusan atau nabi) yang berdiam di Banua Tonga, dari sanalah semua asal ajaran
itu ada. Menurut agama Malim,sebelum manusia diciptakan Debata melalui tangan
Deakparujar sesungguhnya kerajaan Malim itu sudah lebih dulu ada di Banua
Ginjang. Kemudian Debata menciptakan dewa-dewa lainnya dan mengangkat mereka
sebagai pembantunya sekaligus mengikutsertakan mereka dalam barisan si pemilik
kerajaan Malim di Banua Ginjang.Dasar untuk mempercayai
semua “si pemilik kerajaan Malim di Banua Ginjang” tidaklah bersumber dari
kitab suci, tetapi merujuk kepada bunyi tonggo-tonggo (doa-doa), yang disusun
oleh Raja Nasiakbagi.
Dapat artikan melalui
doa-doa itulah parmalim mengimani dan juga menjadikannya sebagai referensi
dalam melaksanakan ritual keagamaan. Bentuk teologi agama Malim bisa dikatakan
monoteisme campuran. Selain memiliki kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yaitu Debata Mulajadi Nabolon, agama ini juga mengajarkan kepada parmalim bahwa
adanya kepercayaan kepada penguasa supernatural lainnya yakni sejenis
dewa-dewa. Tetapi dewa-dewa
ini bukanlah dewa yang mahatinggi yang derajatnya sama dengan Debata Mulajadi
Nabolon. Mereka merupakan ciptaan dari Debata yang berfungsi untuk membantu-Nya
dan bukan yang menentukan alam semesta. Meskipun begitu, dalam kepercayaan
agama Malim dewa-dewa tersebut wajib dihormati dan disembah melalui upacara
agama. Berikut merupakan pemaparan tentang mereka si pemilik kerajaan Malim di
Banua Ginjang.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdulsyani. Sosiologi
Skematika Teori dan Terapan. Jakarta : PT. Bumi Aksara 2012
Arifin,Nor . Ilmu
Sosial Dasar . Jakarta, Pustaka Setia 1997.
Koenjtaraningrat. Antropologi Sosial, Jakarta : Dian Rakyat, 1993.
Lubis,Ridwan. Sosiologi agama. Jakarta : Prenadamedia
Group 2015.
Soyomukti, Nurani. Pengantar Sosiologi.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media 2016.
Ubaedillah & Rozak,Abdul. Masyarakat madani. Jakarta : Prenadamedia Group 2013.
Komentar
Posting Komentar