Laporan Observasi Kampung Tajur (Kahuripan)
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Indonesia memiliki banyak ragam didalamnya, ragam budaya, suku,
warna kulit, kepercayaan dan sebagainya. Dengan banyaknya keberagaman ini
membuat masyarakat Indonesia bermacam-macam dan berbeda satu dengan yang
lainnya.Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak
dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal (local
wisdom) biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi
melalui cerita dari mulut ke mulut. Kearifan lokal ada di dalam cerita rakyat,
peribahasa, lagu, dan permainan rakyat.
Kearifan lokal sebagai suatu pengetahuan yang ditemukan oleh
masyarakat lokal tertentu melalui kumpulan pengalaman dalam mencoba dan
diintegrasikan dengan pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu tempat.
Kearifan Lokal atau sering disebut Local Wisdom adalah semua bentuk
pengetahuan, keyakinan, pemahaman, atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika
yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis.
2.Rumusan Masalah
1.
Pengenalan
diri terhadap Warga kampung Tajur Kahuripan
2.
Kepercayaan
Warga kampung Tajur Kahuripan
3.
Tradisi
dan adat istiadat Warga kampung Tajur Kahuripan.
3. Tujuan Penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini ialah agar mahasiswa
khususnya dapatmengetahuidenganjelastentang ritual dan budaya dari
penganut lembaga jaga rawat walatra rawa binong yang ada disekitar masyarakat
luas di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Deskripsi Kegiatan
Kampung Tajur yang
terletak di daerah Purwakarta merupakan salah satu warisan kebudayaan yang ada
di Indonesia, khususnya di daerah Jawa Barat. Di daerah tersebut terdapat suatu
kebudayaan dan kepercayaan yang sangat menarik untuk kita ketahui serta teliti
lebih lanjut. Namun, sangat di sayangkan, beberapa dari tradisi tersebut telah
hilang dan hanyaa dapat kita dengar
melalui cerita-cerita masyarakat setempat
2. Mekanisme Pelaksanaan
Sesuai dengan perencanaan yang telah di buat, kami melakukan
observasi lapangan menggunakan mekanisme sebagai berikut:
1.
Meminta
Izin kepada kepala desa dan sesepuh setempat
2.
Mengumpulkan
data melalui wawancara.
3.
Mengunjungi
tempat yan dianggap kramat
4.
Menyimpulkan
data yang diperoleh
3. Lokasi Kegiatan
Lokasi Observasi berada di Kampung Wisata Kahuripan, Desa Tajur,
Purwakarta, jawa Barat. Kegiatan Observasi di lakukan pada hari Jum’at,
09-03-2018. Pukul 09.00 WIB- SELESAI
4. Pihak Yang Dilibatkan
Dari observasi yang dilakukan, pihak Yang dilibatkan sebagai
narasumber maupun pemberi tanggapan,
yaitu:
Nama :1. Bpk. Ayep (Ketua
RT).
2. Bpk. Dudung
Sebagai : 1. Ketua RT kampung Wisata kahuripan (Kampung Tajur)
2. Sesepuh dan tokoh masyarakat
kampung Tajur
Alamat :1. kampung Wisata
kahuripan (Kampung Tajur).
2. kampung
Wisata kahuripan (Kampung Tajur)
Agama : 1. Islam
2. Islam
5. Hasil Wawancara
1. Bpk.
Ayep
Kampung wisata Kahuripan merupakan salah satu desa yang menjadi
objek wisata dikarekan tradisi yang
berkembang di daerah tersebut. Menurut penuturan Bpk. Ayep, pada tahun 1600-an
ada seorang dari kerajaan mataram Islam yang datang ke daerah tersebut untuk
menghindari kejaran kolonial Belanda serta menyebarkan islam ke daerah
tersebut. Beliau bernama Eyang Pandita yang artinya orang yang mampu melihat
masa depan. Desa tersebut disahkan menjadi desa wisata oleh pemerintah pada
tahun 2007. Desa tersebut di diami setidaknya ada 120 rumah yang terdapat di
wilayah tersebut. Di daerah ini juga terdapat homestay yang dapat di gunakan
untuk tempat penginapan bagi para pengunjung yang datang ke daerah tersebut.
Setidaknya terdapat 42 rumah yang dijadikan Homestay di daerah ini. Warga
setempat tidak mematok harga yang pasti untuk para pengunjung yang datang dan
menginap di kampung Tajur ini.
2. Bpk.
Dudung
Di dirikan dan
disahkan kampung wisata Kahuripan di desa Tajur ini merupakan suatu keberkahan
bagi masyarakat desa Tajur tersebut. Hal tersebut di karenakan desa tersebut
menjadi banyak di kunjungi oleh para wisatawan atau pengunjung yang tertarik
akan keunikan desa tersebut. Mulai dari daerah yang cocok untuk pendidikan alam
serta tempat yang cocok untuk mempelajari Tradisi dan adat istiadat yang
terdapat di daerah tersebut.
Menurut
penuturan bapak Dudung selaku sesepuh dan tokoh masyarakat desa kampung Tajur.
Di ceritakan bahwa dulu ada seorang yang bernama Eyang Pandita yang datang ke
daerah tersebut dan mendirikan sebuah pemukiman untuk mengajarkan ajaran Islam
serta menghindari kejaran tentara Belanda, mengingat pada saat itu Indonesia
masih merupakan daerah jajahan Belanda.
Di desa Tajur
ini juga terdapat beberapa makam yang di anggap keramat oleh masyarakat
setempat. Makam-makam tersebut ialah makam orang-orang suci yang menyebarkan
ajaran islam di daerah tersebut. Diantara makam-makam tersebut ialah, makam
Eyang Wali Pandita, Makam Eyang Panembahan, Makam Eyang Bongkok, serta Makam
Eyang Wali Alaesih.
Di desa ini
juga terdapat kepercayaan lokal atau yang lebih baik dikatakan Tradisi yang
berkembang di masyarakat setempat. Diantaranya ialah apabila terdapat gempa
bumi pada pagi hari maka masyarakat setempat berkeyakinan bahwa akan ada
musibah yang mencelakakan orang banyak. Dan apabila gempa bui tersebut terjadi
pada malam hari, maka akan ada musibah yang menimpa “orang besar” yang ada di
Indonesia.
Selain itu
terdapat pula kepercayaan bahwa apabila terjadi gerhana maka warga setempat
harus berkumpul beramai-ramai di tengah desa dengan serta membawa berbagai
macam hasil pertanian dan makan untuk di makan bersama-sama, dengan harapan
dapat menolak segala kesialan. Hal tersebut karena menurut kepercayaan yang
berkembang di masyarakat setempat bahwa gerhana adalah pertanda akan datangnya
marabahaya.
Namun sangat
disayangkan kepercayaan tersebut kini sudah tidak berkembang dan dilakukan
lagi. Hal tersebut dikarenakan banyak orang yang mengatakan bahwa kepercayaan
tersebut merupakan penyimpangan dalam beragama, sehingga
kepercayaan-kepercayaan tersebut sudah di tinggal oleh masyarakat setempat.
Selain dari
kepercayaan-kepercayaan tersebut, terdapat pula suatu cerita yang berkembang
sampai pada saat ini di masyarakat Desa Kampung Tajur ini. Cerita tersebut
ialah, cerita tentang adanya sesosok macam ghaib yang konon katanya akan
berkeliaran di desa tersebut setiap malam dengan tujuan menjaga desa tersebut
dari berbagai kekacauan. Sosok macan ghaib tersebut diyakini oleh masyarakat
setempat merupakan penjelmaan dari Eyang Panembahan yang merupakan seorang suci
di daerah tersebut, dan konon katanya apabila yang melihat nya adalah seorang
yang suci hatinya maka tidak akan melihat sosok macan tersebut, melainkan akan
melihat sosok orang tua atau kakek-kakek yang berjalan dengan tongkat. Hal
tersebut di karenakan macan ghain tersebut apa bila terlihat oleh orang yang
hatinya tidak suci akan terlihat seperti sesosok macan yang hanya memiliki tiga
kaki.
Selain itu
terdapat keunikan lain, yaitu warna cat setiap rumah di desa ini adalah warna
hitam dan putih. Sebelumnya warna cat di desa ini berwarna biru dan hijau. Biru
melambangkan pegunungan dan hijau melambangkan persawahan, hal tersebut
dikarena desa Tajur ini terdapat di kaki bukit, dan masyarakat nya bekerja
sebagai petani. Namun setelaah pemugaran yang dilakukan oleh pemerintah, warna
tersebut di ganti dengan warna Hitam dan Putih yang melambangkan siang dan
malam, serta langit dan bumi.
Makam-makam
yang terdapat di desa inipun terbilang unik. Keunikan tersebut terdapat pada
batu nisan yang di gunakan. Batu-batu nisan tersebut tidak bertuliskan nama
satupun. Hal tersebut di lakukan masyarakat setempat sebagai bentuk
penghormatan mereka kepada para leluhur yang telah meninggal.
GAMBAR-GAMBAR
Batu
nisan di Desa Tajur yang tidak di tuliskan nama
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari kegiatan
observasi yang dilakukan pada masyarakat desa Kampung Wisata Kahuripan (kampung
Tajur), dapat kita ketahui bahwa di daerah yang mungkin tidak banyak orang
ketahui ini terdapat suatu kekayaan budaya baik dari segi alam, tradisi dan kepercayaan
yang patut untuk di ketahui dan di pelajari oleh khalayak luas. Selain itu
terdapat juga suatu destinasi wisata religi di desa ini. Hanya saja sangat di
sayangkan ada beberapa kepercayaan lokal yang terdapat di desa ini sudah di
tinggal oleh masyarakatnya.
2. Saran-Saran
Kampung Wisata
Kahuripan (Desa Tajur) ini merupakan salah satu destinasi wisata yang patut
untuk di ketahui oleh masyarakat luas. Hal ini karena banyaknya hal yang dapat
kita ketahui dari desa ini. Hanya saja sangat di sayangkan banyak
tradisi-tradisi yang sudah mulai bahkan sudah sepenuhnya di tinggalkan oleh
masyarakat di desa ini, dikarenakan di anggap sebagai suatu yang menyimpang
dari aqidah dan ajaran agama yang mereka anut. Padahal hal tersebut merupakan
warisan budaya dari para leluhur mereka. Kami harapkan semoga kedepannya
kebudayaan-kebudayaan dan tradisi-tradisi tersebut dapat bertahan, walaupun
hanya melalui cerita-cerita. Dan kita dapat menjaga kekayaan budaya serta
Tradisi yang di warisi oleh para leluhur bangsa Indonesia pada umumnya.
Komentar
Posting Komentar